Thursday, 14 April 2016 | By: Unknown

Tulisan Yang Tak Berarti

Malam semakin mengelus mata. Menyuruhnya untuk segera merapatakan kelopak. Namun pikiran tak kunjung tenang. Kala esok akan tiba saat menghadap satu ujian.

Bila waktu berjalan. Aku akan setia berjalan. namun bila waktu terhenti seketika akankah aku juga berhenti?

Menengadah ke atas langit. Melihat bertabur penuh bintang. Kala wajahnya mengayun pada hati yang tak pernah mati. Maka pantaskah kau masih meragukan sayang?

Saat rindu masuk ke dalama pelintasan. Seketika itu hati jadi tak tenang. Namun saat marang yang meradang. Maka enggan hati untuk sekedar memikirkan.

Sajak palsu yang melesatkan amarah. Hati penuh dendam yang tak terabaikan. Akan menguapkan segala buncah murka menjadi bumerang yang perlahan sirna. Namun menyisahkan seberkas luka yang tak kunjung hilang. Bila tergores akan menjadi parah dan tak terlupakan.

Dari malam yang akan membawa esok hari. Aku terdiam dengan jemari yang menari. Membawakan sebuah alunan dalam khayalan. Hingga tertulis dalam sebait sajak. Sajak yang menyiratkan semua kegundahan di satu malam.

Sebuah ilusi menerobos hati. Mencoba mendududki tempat tertinggi. Namun sungguh aku tak peduli pada khayal yang hanya ilusi.

Berpaling hanya merindu. Menjauh hanya merana. Dan mengabaikan hanya akan mengingat.

Tak akan percaya janji. Karena janji hanya untuk diingkari. Tak percaya lagi untaian kata. Karena itu hanya gulali. Hanya percaya pada ketulusan yang suci bukan sekedar janji.

Tanyakan hati dimana ia akan berdiri. Pada dia yang tak tau pasti. Akankah kau melabuhkan diri?

Cerita cinta hanya dongeng semu yang tak akan pernah bahagia selama-lamanya. Namun kasih adalah nyata padamu wahai ILLAHI.

Semua tanya dalam benak meraung-raung. Mencoba membongkar kotak jawaban. Namun bila kunci tak digenggam. Mana bisa ia terbebaskan?

Malam akan menjadi sunyi. Bila tanpa suara hati. Dan suara hati akan terdiam bila tiada yang dibicarakan.

Harapan akan dia hanya akan menjadi abu-abu. Maka lebih baik putih menghindari atau hitam memilih tersakiti.

0 komentar:

Post a Comment