Saturday, 4 January 2014 | By: Unknown

Serpihan Kaca Part 1


 Sayu matanya menatap kosong serpihan kaca yang telah terbelah berkeping-keping. Darah merah segar menetes, memberi warna merah menyala di atas serpihan kaca putih bening. Bibirnya mengatup bergetar menahan air mata yang mendesak keluar dari matanya yang sipit. Setelah beberapa detik menahan, gadis kecil dengan tubuh yang terbalut gaun polkadot berwarna hijau muda dengan point hitam tersebut meringkuk di dalam tangisnya, dengan kedua tangan bertumbuk melingkar memeluk lututnya. Dalam sesaknya dia menangis hingga gaun yang ia kenakan basah karena air matanya. Ia tak menhiraukan tetes demi tetes darah yang mengalir dari tangannya yang tergores oleh serpihan kaca di depannya. Hampir 1 jam yang lalu ia menangis, hingga membuat matanya yang sipit semakin sipit saja. Kini ia sudah berhenti menangis, hanya terdengar isaknya yang tersisa. Kemudian ia berdiri dari duduknya dan melangkah gontai ke kamar mandi yang kebeteulan ada di dalam kamar tidurnya. Ia berjalan menuju westafel dan membasuh darah yang mengucur dari tangan kanannya. Ia meringis menahan perih tangannya yang tergores bersentuhan dengan air kran yang dingin,,,,to be continue